Rabu, 20 Juni 2012

Titrasi Asam-Basa

Setelah mengetahui pengertian dari asam-basa mari kita belajar tentang titrasi asam-basa itu.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

Potensiometri



Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk  menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan  menentukan titik akhir titrasi.
Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri adalah :
  • Elektrode pembanding (refference electrode)
  • Elektroda indikator  (indicator electrode)
  • Alat pengukur potensial
Elektroda Indikator terdiri dari :
Elektroda ion logam
  • Paling umum digunakan adalah elektroda logam perak
  • Respon baik untuk ion perak (Argentometri)
  • Respon lain terhadap ion-ion yang membentuk senyawa perak yang sukar larut
Elektroda lembam (Inert)
  • Biasanya menggunakan platina
  • Digunakan untuk mengukur reaksi redoks
  • Kurang baik untuk reduktor kuat
Elektroda selaput/ selektif ion
  • Hanya peka pada salah satu ion saja
  • Paling banyak digunakan adalah indikator gelas untuk pengukuran pH
  • Kelemahan : muncul kesalahan alkali, kesalahan ini timbul karena elektroda gelas memberikan respon terhadap konsentrasi ion alkali dalam larutan yang bersifat basa.
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan

Titrasi Redoks


Sekarang mari kita lihat uraian tentang Titrasi Redoks.
Let's check this out....
Reduksi–oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor.Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi.
Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi. istilah “oksidasi” diterapkan pada reaksi suatu senyawa yang bergabung dengan oksigen dan istilah “reduksi” digunakan untuk menggambarkan reaksi dimana oksigen diambil dari suatu senyawa. Suatu reaksi redoks dapat terjadi apabila suatu pengoksidasian bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari percobaan masing-masing dapat ditentukan pereaksi dan hasil reaksi serta koefisiennya masing-masing. contoh :
Oksidasi          :  Fe2+ →    Fe3+ +   e
Reduksi           :  Ce4+ +  E   →   Ce3+
Redoks            :  Fe2+ Ce4+ →  Fe3+ +   Ce3+
Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit.Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat. Beberapa contoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate, penentuan besi(II) dengan serium(IV), dan sebagainya.
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan mebuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titrant, atau dapat juga menggunakan indicator. Dengan memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks menggunakan warna titrant sebagai indicator contohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat.
Beberapa titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indicator, khususnya titrasi redoks yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat reduktor/oksidator lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indicator diatas tidak dapat diaplikasikan, misalnya ferroin, metilen, blue, dan nitroferoin.
Contoh titrasi redoks yang terkenal adalah iodometri, iodometri, permanganometri menggunakan titrant kalium permanganat untuk penentuan Fe2+ dan oksalat, Kalium dikromat dipakai untuk titran penentuan Besi(II) dan Cu(I) dalam CuCl. Bromat dipakai sebagai titrant untuk penentuan fenol, dan iodida (sebagai I2 yang dititrasi dengan natrium thiosulfat), dan Cerium(IV) yang bisa dipakai untuk titrant titrasi redoks penentuan ferosianida dan nitrit.

Iodometri

Let's learn about Iodometri....


But firstly let's learn about Redoks....


Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat bereaksi dengan semua senyawa oksidator dan reduktor, sehingga diperlukan berbagai senyawa titran. Karena prinsipnya adalah reaksi redoks, sehingga pastinya akan melibatkan senyawa reduktor dan oksidator, karena Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit. Jadi kalau titrannya oksidator maka sampelnya adalah reduktor, dan kalau titrannya reduktor maka samplenya adalah oksidator.


And now we start with Iodometri....

Titrasi

Let's start again with me... learn something about Titrasi.





Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menetukan konsentrasi dari  reaktan. Karena pengukuran volume memainkan peranan penting  dalam titrasi , maka teknik ini juga dikenal dengan analisia volumetrik.

Tirasi adalah Suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Tujuannya untuk menentukan kadar dengan cara larutan lain yang diketahui kadar lain.Analisis Volumetri (Titrimetri) adalah Metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar dari zat uji / sempel berdasarkan volume pereaksi yang sudah diketahui konsentrasinya. Proses pengerjaannya disebut TITRASI.Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis Volumetri, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Selasa, 19 Juni 2012

Analisis Gravimetri

Pembahasan kali ini adalah mengenai  Analisis Gravimetri.
Baiklah mari kita mulai....


Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot  adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk semurni mungkin.
Unsur atau senyawaan itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang diselidiki, yang telah ditimbang.
Sebagian besar penetapan-penetapan pada analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawa yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang.
Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung.


Terdapat beberapa macam metode dari Gravimetri. Metide pemisahan atau senyawaan yang mengandungnya dapat dicapai dengan beberapa metode, yaitu:
  • pengandapan
  • metode penguapan atau pembebasan (gas)
  • metode elektroanalisis, dan
  • metode ektraksi dan kromatografi.
 
Metode pengendapan
 Bahan yang akan ditetapkan, diendapkan dari dalam suatu larutan dalam bentuk yang begitu sedikit dapat larut, sehingga terjadi kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan menyaringnya dan ditimbang. Faktor-faktor yang menentukan analisis dengan pengendapan.
  1. Endapan harus begitu tidak dapat larut, sehingga tak akan terjadi kehilangan yang berarti, bila endapan dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam praktek, ini biasanya berarti bahwa jumlah zat itu, yang tetap tertinggal dalam larutan, tak melampaui jumlah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik biasa, yaitu 0,1 mg.
  2. Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat dengan mudah dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci samapi bebas dari zat pengotor yang larut. kondisi ini menuntut partikel berukuran besar sehingga tak lolos melalui medium penyaring
  3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat yang murni dengan komposisi kimia tertentu. ini dpat dicapai dengan cara pemijaran atau dengan cara penguapan.

PERMANGANOMETRI


Pada titrasi ini didasarkan pada prinsip reaksi reduksi-oksidasi (Redoks),didalam reaksi ini terjadi reaksi serah terima elekton. dimana reduksi adalah proses penerimaan elektron,sedangkan oksidasi adalah proses penyerahan elektron.
Oksidasi dapat terjadi pada suasana asam, netral,dan juga alkalis.
Titrasi ini berlangsung lambat dalam susana asam tetapi berjalan dengan cepat dalam keadaan larutan netral.

Pada titrasi ini larutan baku yang digunakan adalah Kalium permanganat. Pada titrasi ini tidak dibutuhkan lagi indikator karena Kalium Permanganat merupakan auto-indikator.

Pada praktikum dapat di gunakan sampel yang bening,lalu dititrasi dengan menggunakan kalium permanganat.


larutan bening ditetesi dengan kalium permanganat menjadi ungu,tetapi lansung hilang lagi karena belum bereaksi semua senyawanya. Setelah bereaksi seluruhnya warna ungu tidak akan hilang lagi.

(awal titrasi sampai tercapai titik akhir titrasi)

Titrasi SPEKTROFOTOMETRI

Pada tugas kali ini yang akan dibahas adalah tentang titrasi spektrofotometri.
mari kita mulai....

spektrofotomerti UV Visible adalah pengukuran dan interpretesi radiasi elektromagnetik (cahaya) yang diabsorbsi atau diemisikan oleh molekul pada panjang gelombang 200-800 nanometer. dimana panjang gelombang 200-400 adalah sinar ultra violet dan panjang gelombang 400-800 adalah sinar tampak.

Bagian molekul yang